Putus cinta memang menjadi momen yang membuat dunia seolah runtuh. Apalagi jika hubungan telah berlangsung lama, berakhirnya hubungan asmara biasanya sedikit banyak berdampak buruk bagi psikologis.
"Dampak pertama kali yang dirasakan pasti kaget, marah, tidak bisa terima. Bisa jadi stres dan depresi," ujar Rosalina Verauli, M.Psi, saat diwawancarai Kami melalaui telepon, Jumat (2/11/2012).
Keadaan bisa semakin memburuk jika hubungan yang terbina putus secara mendadak tanpa aba-aba. Menurut psikolog yang kerap disapa Vera itu, seseorang bisa jadi lebih emosional ketika putus secara mendadak dibandingkan jika hubungan berakhir secara baik-baik (sudah dibicarakan sebelumnnya)
Tidak sedikit wanita yang bisa melakukan hal-hal di luar batas ketika hubungannya dengan pria berakhir, seperti mencoba melukai diri sendiri atau balas dendam. Kalau sudah begitu berarti dia sudah masuk dalam tahap stres bahkan depresi.
"Bagaimana pun juga yang namanya pacar itu kan sudah sangat dekat, mungkin sudah punya harapan lebih, dan pada saat itu dia merasa begitu mencintainya makanya bisa melakukan hal-hal yang ekstrim," ujar Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, seorang psikolog klinis.
Psikolog lulusan Master Psikologi Universitas Indonesia itu juga menjelaskan, dampak buruk dari putus cinta tidak hanya melakukan hal yang 'gila'. Ketika orang putus cinta, dia pun bisa menjadi frustasi.
"Dampak paling buruk dari putusnya hubungan bisa sampai depresi karena sedih yang berkepanjangan. Kalau sudah begini, lebih baik pergi ke psikolog," sarannya.
Sedangkan dampak buruk jangka panjangnya, Vera menuturkan, seseorang bisa mengalami trauma. Biasanya mereka yang trauma jadi takut untuk menjalin hubungan asmara lagi